Love; Magic Hour
“Kalau menurut aku, magic hour itu adalah waktu di mana semua keindahan dan keajaiban langit tergambar di depan mata kita.” –Raina, Magic Hour.
Menurut W.J.S Poerwadarminta ,di dalam kamus umum bahasa Indonesia, cinta
adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa)
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian
cinta dan kasih mempunyai arti yang hampir bersamaan, sehingga kata kasih
memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai
menaruh perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas
kasih.
Selama ini yang kita tahu, cinta
merupakan sebuah kata untuk mengungkapkan kasih saya ng kita sesama manusia.
Tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi cinta juga ditunjukan kepada sesuatu
benda atau hal. Salah satu hal yang paling indah dan selalu membuat semua orang
jatuh cinta adalah senja.
Kenapa senja?
Dalam dunia fotografi ada sebutan
magic hour yaitu waktu setelah matahari terbit dan waktu
sebelum matahari tenggelam. Magic hour
atau golden hour merupakan waktu
untuk mendapatkan foto dengan kualitas terbaik.
Senja selalu disambut dengan semburat
jingga yang muncul di langit sore. Langit
yang berubah menjadi jingga untuk mengawal matahari untuk beristirahat,
mempunyai suasana magis yang hanya bisa dirasakan.
Menurut saya, senja merupakan penutup
hari terbaik disaat kita merasa hari yang dilalui sungguhlah berat. Senja
merupakan waktu perenungan tentang apa yang sudah kita lalui hari ini.
Mungkin bagi sekian banyak
pengagum senja, senja mempunyai banyak arti. Senja selalu mempunyai cerita
sendiri. Cerita dengan orang-orang yang disayangi tentang momen indah bersama
keluarga, sahabat, dan kerabat lainnya.
Menulis juga salah satu hobi
favorit saya, dan momen terbaik untuk mendapatkan inspirasi adalah saat senja
tiba. Karena di saat senja, kegiatan orang-orang pun berubah, pekerja kantor
yang sebelumnya hanya duduk di belakang meja akhirnya pulang ke rumah untuk
menemui keluarga atau hangout dengan
teman-teman, para pelajar sudah menyelesaikan kewajibannya untuk belajar. Di saat
itulah inspirasi saya muncul, ketika memperhatikan orang-orang berlalu lalang
di sekitar saya. Membayangkan apa dan yang akan mereka pikirkan dan mereka
lakukan.
Menikmati senja adalah hal yang
paling saya sukai. Saya senang dengan ketenagan yang ada saat senja tiba,
ketenangan yang membuat nyaman,
Sebagai pengagum senja, saya
selalu mengabadikan momen senja di tempat-tempat yang saya kunjungi. Seperti di
anyer, desa di atas awan, Sikunir, Dufan, bahkan di atas jembatan penyebrangan.
Menghitung
tiap senja bersamamu
Entah
berapa lama lagi batin ini terekan
Entah
berapa banyak lagi luka yang ditorehkan
Entah
berapa banyak air mata lagi yang akan jatuh
Entah
berapa banyak lagi harapan yang pergi menguap
Entah
berapa lama lagi aku bisa bertahan.
Sungguh....
Aku
tidak membutuhkan apa-apa darimu
Melihat
kehadiranmu saja, aku sudah bahagia
Cukup
dengan kehadiranmu
Meski
tidak ada hati yang kau bawa bersama kehadiranmu.
Dingin....
Tatapan
itu lagi
Tatapan
membunuh
Pembicaraan
kita bukan hanya dirundung mendung
Bukan
hanya dirundung kegelapan
Bukan
hanya dilanda badai
Pembicaraan
ini berdarah
Terlalu
banyak hati yang terluka
Terlalu
banyak batin yang tersayat
Topengmu...
Jubahmu...
Langit
senja selalu menenangkan
Namun
kali ini Matahari Senja itu nampaknya terlalu lama memaksa untuk bertahan
ditempatnya
Senja yang suram,
Senja yang tiada habis
-Matahari Senja-
Inspired by: Trlogi Jingga dan Senja


0 komentar